Selasa, 25 November 2014

Penyuluhan perikanan Jilid I, II, III .....



Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan
Dosen
Ho Putra Setiawan, S.Pi, MT
Mata Kuliah
Penyuluhan Perikanan
Jilid 1
Politeknik Negeri Pontianak
2014/2015

Nama : Pierre Carldine
NIM : 3201409013
Kelas/Semester : 1 (A)/ (1)
SILABUS
Materi pengajaran:

1. Pendahuluan
a.       Pengertian, ruang lingkup penyuluhan perikanan
b.      Perbedaan penyuluhan, penerangan dan Propaganda

2. Konsep Dasar Penyuluhan Perikanan
a.       Arti Penyuluhan Perikanan
b.      Tujuan Penyuluhan Perikanan
c.       Tugas Penyuluhan Perikanan
d.      Fungsi Penyuluhan Perikanan
e.       Falsafah Penyuluhan Perikanan

3. Proses Belajar Mengajar Dalam Penyuluhan Perikanan
a.       Proses Belajar Mengajar
b.      Prinsip-prinsip Umum Memilih Pengalaman Belajar
c.       Pokok-pokok Pendidikan Penyuluhan Perikanan
d.      Efektifitas Pengalaman Belajar

4. Organisasi Dan Perkembangan Penyuluhan Perikanan
a.       Organisasi Penyuluhan Perikanan
b.      Tugas Pokok dan Fungsi Penyuluhan Perikanan
c.       Perkembangan Penyuluhan Perikanan di Indonesia

5. Proses Komunikasi Penyuluhan Perikanan
a.       Pengertian Komunikasi
b.      Tujuan Komunikasi
c.       Komponen-komponen Komunikasi
d.      Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi
e.       Kegagalan Komunikasi
f.        Komunikasi Melalu Pendekatan Persuasi

6. Proses Adopsi, Difusi Dan Inovasi Dalam Penyuluhan Perikanan
a.       Pengertian Inovasi, Proses Adopsi dan Difusi
b.      Tahapan-tahapan Adopsi
c.       Kecepatan Adopsi
d.      Proses Difusi Inovasi

7. Aktifitas Penyuluhan Perikanan
a.       Aktivitas Apa Yang Harus Dilakukan
b.      Dimana Aktivitas Itu Dilakukan
c.       Kapan Aktivitas Itu Dilakukan
d.      Siapa Yang Melakukan Aktivitas
e.       Bagaimana Aktivitas Itu Dilakukan

8. Metode Dan Media Penyuluhan Perikanan
a.       Metode Penyuluhan Perikanan
b.      Media Penyuluhan Perikanan
c.       Materi Penyuluhan Perikanan

9. Perencanaan Dan Evaluasi Penyuluhan


Tujuan Pembelajaran
Agar mahasiswa mampu menguasai metode penyuluhan perikanan dan dapat berkomunikasi dengan baik dan  benar
A. Pengetahuan Dan Penyuluhan Perikanan
Secara Garis Besar pengetahuan dibagi dalam 3 (tiga) jenis yaitu : 1. Ilmu, 2. Seni dan 3. Agama
Masing-masing jenis pengetahuan tersebut mempunyai landasan-landasan :
Ontologis (apa), epistomologis (bagaimana), dan aksiologis (untuk apa)
Penyuluhan Perikanan tergolong sebagai pengetahuan. Namun demikian, dari ketiga jenis pengetahuan tersebut maka penyuluhan perikanan tergolong ilmu dan seni. Untuk menjabarkan bahwa penyuluhan perikanan termasuk ilmu dan seni maka perlu adanya penjelasan kriteria dari pengetahuan yang berupa ilmu, seni dan agama.
Untuk memperoleh pengetahuan yang ilmiah maka dilakukan metode ilmiah yaitu melalui pendekatan rasional dan pendekatan empiris.
Secara rasional maka ilmu menyusun pengetahuan secara konsisten dan komulatif, sedangkan empiris ilmu memisahkan pengetahuan yang sesuai dengan fakta atau tidak.
Penyuluhan perikanan merupakan pengetahuan dimana memperolehnya didasarkan pada kedua pendekatan tersebut sehingga tergolong sebagai pengetahuan yang ilmiah.
Penyuluhan perikanan sebagai pengetahuan yang ilmiah diperoleh dari satu kerangka berpikir ilmiah yang dijabarkan dalam beberapa langkah yang mencerminkan tahap-tahap kegiatan ilmiah, yaitu :

1.   Perumusan masalah :
Didalamnya tercakup identifikasi faktor-faktor yang terkait  dan batasan yang jelas dari obyek empiris tentang penyuluhan perikanan
2. Penyusunan kerangka berpikir dan pengajuan hipotesis
Didalamnya tercakup argumentasi yang menjelaskan hubungan yang terdapat antara berbagai faktor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi permasalahan, bertujuan untuk kebenaran.
3. Perumusan Hipotesis
Merupakan jawaban sementara atau dugaan jawaban pertanyaan yang diajukan dimana materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang diajukan
4. Pengujian Hipotesis
Merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperhatikan ada tidaknya yang mendukung hipotesis tersebut
5. Penarikan Kesimpulan
Merupakan penilaian terhadap hipotesis yang diajukan. Hipotesis yg diterima merupakan bagian dari pengetahuan ilmiah karena telah memenuhi persyaratan keilmuan.
Berbeda dengan ilmu, maka seni berusaha mendiskripsikan sebuah gejala dengan sepenuh maknanya, yang bermakna bagi pencipta dan mereka yang meresapi lewat berbagai kemampuan manusia untuk menangkapnya (melalui pikiran, imajinasi dan panca indra). Melalui seni, maka pencipta dan obyek yang diungkapkan mampu berkomunikasi dengan manusia yang memungkinkan dan menangkap pesan yang dibawa pencipta seni tersebut. Dalam kegiatan penyuluhan, maka penyampaian perlu diikuti oleh unsur seni karena melalui seni akan lebih mempercepat perubahan sikap dan perilaku dari sasaran penyuluh perikanan.
B. Ruang Lingkup Penyuluhan Perikanan
Penyuluhan perikanan merupakan salah satu cabang  dari ilmu-ilmu sosial, yang mempelajari cara-cara dan proses perubahan manusia dan masyarakat agar perubahan tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan, khususnya manusia atau masyarakat yang mengusahakan perikanan.
Sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan,maka ilmu penyuluhan perikanan merupakan ilmu terpakai (applied science) yang dijunjung oleh berbagai ilmu antara lain : sosiologi, ilmu pendidikan,psikologi, manajemen, teknik perikanan, ilmu komunikasi dan sebagainya sehingga ilmu penyuluhan perikanan ini tergolong ilmu yang bersifat interdisipliner.
Berbagai ahli berpendapat bahwa penyuluhan perikanan  merupakan jembatan antara para ahli peneliti di satu pihak dan masyarakat petani di lain pihak. Hal ini disebabkan karena sering terdapat jurang pemisah antara peneliti dan masyarakat.
Jurang tersebut antara lain disebabkan oleh teknologi yang selalu berkembang dan sering pula bahasa yang dipergunakan para peneliti agak berbeda dengan bahasa masyarakat.
C. Penyuluhan, Penerangan dan Propaganda
Diantara kegiatan penyuluhan, penerangan dan propaganda terdapat beberapa persamaan dimana ketiga kegiatan tersebut  didalamnya terdapat kegiatan menyampaikan sesuatu hal kepada pihak lain agar hal tersebut dapat diterima dan dimengerti. Selain itu, ketiga kegiatan tersebut kesemuanya melalui proses komunikasi yang berupa fakta, pendapat, pengetahuan, peraturan dan lain-lain dari komunikator kepada komunikan atau propaganda.
Apabila ditinjau dari tujuan yang diinginkan baik oleh pemberi informasi maupun penerima informasi, terdapat perbedaan yang prinsip antara penyuluhan, penerangan dan propaganda.
Penyuluhan : merupakan sistem pendidikan non formal dilaksanakan tanpa unsur paksaan dan berusaha agar sasaran menjadi sadar dan yakin serta berusaha untuk melaksanakan terhadap suatu yang dianjurkan.
Penerangan : merupakan suatu usaha pemberitahuan tentang sesuatu pada sasaran baik perorangan, kelompok atau masyarakat dimana sasaran hanya perlu mendengar dan memperhatikan terhadap suatu yang disampaikan dan tidak diperlukan adanya kegiatan berupa tindakan, sehingga pesan yang disampaikan agar sekedar diketahui dan disadari oleh sasaran.

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA




Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan
Dosen
Ho Putra Setiawan, S.Pi, MT
Mata Kuliah
Penyuluhan Perikanan
Jilid
2
Politeknik Negeri Pontianak
2014/2015

Nama : Pierre Carldine
NIM : 3201409013
Kelas/Semester : 1 (A)/ (1)
A. Arti Penyuluhan Perikanan
Beberapa pendapat dari beberapa penulis tentang arti penyuluhan, antara lain :
1.      Kelsey & Hearne : mengemukakan  bahwa kegiatan penyuluhan adalah suatu sistem pendidikan diluar sekolah dimana orang dewasa dan pemuda belajar sambil mengerjakan.tujuan pokoknya adalah pembangun masyarakat ( extention work is an out school system of education in which adult and young people learn by doing.its fundamental objective is the development of the people).
2.      JACK FERNER mengemukakan bahwa penyuluhan perikanan merupakan ilmu yang terpakai yang secara khusus mempelajari teori, prosedur dan cara-cara yang dapat digunakan untuk menyampaikan teknologi baru sebagai hasil penelitian dibidang perikanan dan sosial kepada masyarakat petani melalui proses pendidikan sehingga mereka mengerti, menerima dan menggunakannya untuk memecahkan persoalan yang dihadapi.
3.      Soekandar  Wiriatmadja (1973),bahwa penyuluhan perikanan adalah pendidikan di luar sekolah untuk keluarga-keluarga petani di pedesaan dimana mereka belajar sambil berbuat untuk menjadi ilmu, tahu dan bias menyelesaikan sendiri yang dihadapinya secara baik, menguntungkan dan memuaskan.
4.      Tarya Johar s. & R. Suratno I (1978) mengemukakan penyuluhan perikanan merupakan usaha/kegiatan non formil dalam menimbulkan perubahan perilaku dari sasaran sesuai dengan yang dikehendaki.
5.      Hasmosuwignyo & Attila Garnadi, memberikan batasan penyuluhan di rumah, di tempat-tempat tertentu atau dimana saja mereka dapat ditemui.
Dari pengertian penyuluhan perikanan tersebut tergantung di dalamnya unsur-unsur :
1.      Suatu sistem     : yaitu sistem pendidikan di luar sekolah ( informal)
2.      Obyek Kegiatan : yaitu para petani dan keluarganya
3.      Manfaat Kegiatan : untuk merubah perilaku dari petani dan keluarganya agar mampu,sanggup dan berswadaya untuk meningkatkan kesejahteraan sendiri dan masyarakat.
Tujuan penyuluhan perikanan :
Sebagai suatu sistem pendidikan maka penyuluhan perikanan mengajarkan para petani dan keluarganya tentang apa yang di inginkan.
Pada dasarnya keinginan manusia dibagi menjadi empat (4) yaitu :
1.      Keinginan untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru yang menimbulkan kehendak untuk perubahan , keharuan dan pertualangan.
2.      Keinginan untuk mendapatkan keamanan dan ketentraman sehingga terhindar dari segala bahaya dan kekurangan (misalnya pangan, sandang dan papan) serta melanjutkan pemuasan keinginan lainnya.
3.      Keinginan untuk mendapat pengakuan yang pada dasarnya adalah meminta pujian dan prestise serta persetujuan kelompoknya.
4.      Keinginan untuk mendapatkan balasan yang pada dasarnya untuk meminta kasih sayang dari teman-teman hidupnya, dari seluruh keluarganya dan keakraban dari teman-teman.
Berdasarkan hasil yang diharapkan, maka tujuan penyuluhan perikanan dibedakan menjadi :
a.       Tujuan dasar (fundamental objective) merupakan tujuan akhir yang menyangkut kehidupan masyarakat yaitu tercapainya masyarakat  adil makmur yang merata material dan spritual,
b.      Tujuan umum (general objectives) yaitu tujuan yang sifatnya lebih jelas dan spesifik misalnya membantu masyarakat desa memperbaiki kehidupan para petani dan keluarganya.
c.       Tujuan Kerja (woeking objectives) yaitu tujuan sifatnya lebih jelas dan dipergunakan sebagai arah kegiatan usaha. Tujuan ini terdiri dari dua arah : Pertama, tujuan dari pihak penyuluh misalnya mempengaruhi petani untuk mengadopsi cara budidaya ikan nila yang baik. Kedua, tujuan kerja petani misalnya peningkatan produksi usaha budidaya ikan.
Berdasarkan Sosio-ekonomi dibedakan :
1.      Tujuan sosiologis, yaitu adanya perubahan yang memberikan hasil sosiologis, misalnya adanya perubahan perilaku, keluarga tani yang dinamis,maju dan masyarakat yang lebih besar kesadarannya.
2.      Tujuan ekonomis, yaitu adanya tambahan pengetahuan, ketetrampilan dan sikap sehingga produksi usahataninya dapat meningkat dan dapat lebih memuaskan.
Berdasarkan waktu untuk mencapainya, tujuan perikanan dibedakan :
a.       Tujuan jangka panjang, yaitu yang karena sifatnya hanya akan tercapai dalam jangka yang lama (25-30 tahun atau kurang) misalnya masyarakat petani yang sejahtera material dan spiritual atau taraf hidup petani yang tebih tinggi.
b.      Tujuan jangka pendek (5-10 tahun atau kurang) merupakan tujuan yang dapat dicapai dalam waktu dekat misalnya bertambahnya pengetahuan, ketrampilan sehingga produksi usaha taninya meningkat. 
Berdasarkan tingkatanya, penyuluhan dibedakan :
1.      Better farming, yaitu peningkatan produksi usaha tani
2.      Better business, yaitu peningkatan pendapatan tani.
3.      Better living, yaitu peningkatan taraf kesejahteraan hidup khususnya masyarakat petani.
Secara umum dapat ditarik suatu pengertian bahwa penyuluhan perikanan bertujuan untuk membantu para petani dan keluarganya untuk mencapai tingkat usaha petani yang lebih produktif dan efisien sehingga terjadi peningkatan pendapatan dan taraf hidup petani khususnya masyarakat secara keseluruhan lebih memuaskan.
Tugas Penyuluhan Perikanan
Penyuluhan perikanan bertugas menghubungkan antara lembaga-lembaga penelitian sebagai sumber inovasi dengan para petani yang membutuhkan inovasi tersebut.
Ditinjau dari segi sasaran/petani maka tugas penyuluhan perikanan adalah berusaha agar petani lebih aktif dan dinamis serta berusaha untuk menciptakan iklim agar inovasi yang disampaikan dapat dilaksanakan oleh sasaran tanpa adanya unsur paksaan.
Fungsi Penyuluhan Perikanan
Sebagai suatu sistem pendidikan, penyuluhan perikanan berfungsi menimbulkan perubahan perilaku sesuai dengan yang dikehendaki.
Adapun perubahan perilaku yang dikehendaki dalam penyuluhan perikanan adalah :
a.       Perubahan sikap mental : kecendrungan untuk bertindak lebih baik, misalnya tidak berprasangka buruk terhadap hal-hal yang baru, mau bergotong royong untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi secara bersama-sama dengan swadaya dan swadana.
b.      Perubahan Pengetahuan : Dengan penyuluhan perikanan diharapkan masyarakat tani dapat bertambah pengetahuannya baik dalam jenis maupun jumlahnya, sehingga dari tambahan pengetahuan tersebut dapat meningkatkan usahatani, pendapatan dan kesejahteraan.
c.       Kecakapan bertambah : Disini dimaksudkan agar petani sanggup mengorganisasikan pengetahuan yang diterimanya sehingga dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
d.      Ketrampilan bertambah : Dengan bertambahnya ketrampilan, para petani dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih efektif dan efisien.
Falsafah Penyuluhan Perikanan
Aliran filsafah banyak sekali, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga aliran yaitu : aliran idealis, aliran pragmatis, dan aliran realitis.  
Aliran Idialis : Kenyataan itu ada dalam fikiran. Manusia adalah makhuk spritual yang erat hubungannya dengan Tuhan. Kebenaran adalah abadi mutlak, ditemukannya dengan jalan tepat karena ilham-ilham. Pengaruh aliran ini bagi pendidikan adalah bahwa realitas itu ada dalam pikiran. Menurut aliran ini, penting sekali kedudukan guru yang bertanggungjawab dan mempunyai dedikasi yang besar terhadap pekerjaan.
Aliran Pragmatis : Kenyataan itu ada dalam pengalaman, dimana untuk masing-masing orang berbeda tergantung dari latar belakang dan pengalamannya. Sesuatu yang dilihat tidaklah menurut wujudnya, tetapi menurut keadaan kita sendiri.
Aliran Realisme : Kenyataan itu ada di alam. Hukum alam merupakan hukum kenyataan. Kita harus ilmiah dan obyektif serta harus bebas dari subyektifitas, prasangka dan takhayul. Kita hanya memperdulikan fakta-fakta saja. Menurut aliran ini manusia itu adalah makhluk hasil evolusi dan selalu berada dalam proses tersebut. Manusia itu makhluk rasional, yang dapat berfikir dan berkomunikasi dan telah memperkembangkan kesadaran dirinya.
Secara umum dapat dikemukakan bahwa falsafah yang perlu diperhatikan dalam penyuluhan perikaanan adalah :
1.      Bahwa keinginan, kemampuan dan kesanggupan untuk maju secara potensial ada pada petani.
2.      Bahwa petani tidak boleh bodoh, selalu mau belajar dan sanggup berkreasi.
3.      Bahwa belajar dengan mengerjakan sendiri akan lebih efektif karena apa yang dikerjakan/dialami sendiri akan berkesan.
4.      Bahwa setiap keputusan dalam kegiatan usahatani sepenuhnya ada pada petani


TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA



Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan
Dosen
Ho Putra Setiawan, S.Pi, MT
Mata Kuliah
Penyuluhan Perikanan
Jilid 3
Politeknik Negeri Pontianak
2014/2015

Nama : Pierre Carldine
NIM : 3201409013
Kelas/Semester : 1 (A)/ (1)
Proses Belajar Mengajar Dalam PP
  1. Proses Belajar Mengajar
Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam persediaan (refetoir) tingkah laku yang terjadi akibat dari hasil pengalaman. Ini berarti hanya dapat dikatakan terjadi proses belajar mengajar bila seseorang menunjukkan tingkahlaku yang sama tidak sama sebelum dan seduh berlangsungnya proses belajar mengajar.
Dari proses belajar-mengajar ini diperoleh suatu hasil belajar, dimana hasil ini akan efektif dan efesien apabila dilaksanakan dengan sadar dan terorganisasi dengan baik serta didasarkan pada tujuan pendidikan yang hendak di capai.
Secara garis besar, tujuan pendidikan dapat dibadi atas :
1.      Cognitive (pengetahuan) : Dalam hal ini pendidikan bertujuan untuk menambah pengetahuan yang bersangkutan dengan otak.
Tahapan-tahapan yang dilalui dalam proses ini adalah :
  1. Tahapan tahu (knowlwdge), dimana orang hanya sekedar tahu
  2. Tahapan Komprehensif (comprehensive), dimana pada tahapan ini sasaran telah mampu menjelaskan apa yang diketahui secara lisan
  3. Tahapan aplikasi (application), yaitu tahapan dimana orang telah dapat menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, artinya sudah sanggup menggunakan ilmu-ilmu yang diperoleh untuk keperluannya.
  4. Tahapan analisa  dan sintesa    (analysis & synthesis), pada tahap ini yang bersangkutan telah sanggup mengorganisasikan ilmu yang satu dengan lainnya sehingga sanggup memecahkan masalah yang dihadapi.
  5. Tahapan evaluasi (evaluation), dimana  pada tahapan ini dengan ilmu yang diterimanya sasaran telah sanggup mengadakan evaluasi sesuatu masalah, sehingga hasilnya lebih baik
2. Efektif
Tujuan ini menyangkut emosi, perasaan dan sikap mental. Tahapan yang terjadi pada proses ini  adalah :
  1. Tahapan menerima, dimana yang bersangkutan baru dapat menerima apa yang dikatakan oleh pengajar, tetapi belum memberikan reaksi apa-apa.
  2. Tahapan respon, dimana pada tahapan ini sasaran telah mampu memberikan respon. Jiwanya telah berpatisipasi dengan materi yang disampaikan.
  3. Tahapan menilai, dimana yang bersangkutan telah sanggup menilai materi yang disampaikan. Biasanya tahapan ini merupakan tahapan yang menentukan apakah sasaran akan menerima atau menolak pelajaran yang diterima.
  4. Tahapan organisasi, dimana pada tahap ini sasaran telah sanggup mengorganisasikan materi yang diterima untuk dilahirkan sebagai kesatuan sikap/perubahan sikap.
  5. Tahapan karakter, pada tahap ini yang bersangkutan sudah menjadikan ilmu sebagai bagian dari karakter. Hal-hal baru diintergrasikan dengan kepribadian.
3. Psikomotor
Untuk mencapai tujuan ini, maka ketrampilan dan kemampuan (skill) harus diberikan melalui pengalaman belajar dengan mengerjakan sendiri. Setiap pelajar (sasaran) harus mendapatkan pengalaman yang memberi kesempatan kepada mereka untuk berlatih melakukan perilaku seperti yang dimaksudkan oleh pengajar.
Keberhasilan proses belajar-mengajar akan lebih berhasil dengan memperhatikan faktor-faktor penunjang antara lain :
  1. Metode mengajar (leaching method), yaitu suatu cara yang digunakan untuk mengorganisasikan orang-orang untuk keperluan pendidikan (metode perorangan, kelompok atau massal).
  2. Teknik mengajar (leaching technique), yaitu suatu cara yang digunakan untuk mempertemukan orang yang belajar dengan materi yang harus dipelajari,misalnya beruapa ceramah, kuliah, tugas membaca, demontrasi dan sebagainya
3. Alat mengajar (leaching device), yaitu alat-alat penolong yang membantu mempertinggi efektifitas dari teknik dan metode mengajar, tetapi alat-alat itu sendiri tidak mengajar, hanya mempunyai arti apabila orang yang mengajar. Termasuk alat mengajar adalah :
  1. Illustrasi, exs: slide, gambar-gambar, demontrasi hasil dan sebagainya.
  2. Extension device, yaitu alat mengajar untuk meluaskan jangkauan. Exs : radio, TV, media masa.
  3. Manipulative device, yaitu alat mengajar yang digunakan dalam latihan. Exs : traktor, alat pemberantas hama, mesin pakan. 
B.     Prinsip-prinsip Umum Memilih Pengalaman Belajar.
Dalam memilih pengalaman belajar perlu diperhatikan beberapa prinsip antara lain :
  1. Untuk mencapai tujuan pendidikan, setiap pelajar mendapatkan pengalaman yang memberi kesempatan kepada mereka untuk berlatih melakukan perilaku seperti yang dimaksudkan (tujuan), misalnya kalau akan mengajar mengendarai traktor, maka pengajar harus diberi kesempatan mengendarai traktor tersebu.
  2. Orang yang belajar harus mendapatkan kesempatan yang berhubungan dengan isi atau materi yang sesuai dengan apa yang dimaksudkan dalam tujuan pendidikan, misalnya seseorang penyuluh mengadakan kegiatan penyuluhan tentang penyakit ikan, maka harus mengetahui tentang obat-obatan yang ada dipasaran.
  3. Pengalaman belajar harus memberikan kepuasan kepada sasaran, sehingga perilaku yang baru benar-benar memberikan kepuasan kepada yang bersangkutan, usahakan jangan sampai menimbulkan kegagalan.
  4. Pengalaman belajar harus sesuai dengan kemampuan yang belajar, misalnya kalau akan membagikan selebaran pada petani,isi selebaran tersebut harus sesuai dengan kemampuan membaca dan mengartikan selebaran itu.
  5. Untuk mencapai tujuan pendidikan banyak  pengalaman belajar yang dapat digunakan, misalnya berupa ceramah, film, diskusi dll.
  6. Sesuatu pengalaman belajar biasanya dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan misalnya dengan ceramah bukan hanya pengetahuan berubah, tetapi juga sikap mental, minat dan lain-lain.
C.     Pokok-pokok Pendidikan Penyuluhan Perikanan
Pokok-pokok pendidikan yang perlu diperhatikan dalam memberikan penyuluhan perikanan antara lain :
  1. Program pendidikan harus menarik dan menyangkut kepentingan sasaran/petani.
  2. Perkembangan pendidikan orang dewasa agak lambat pada umumnya daya tangkap inderanya sudah agak menurun
  3. Perlu diberikan pengertian tentang hubungan antara pelajran yang diberikan dan tujuannya
  4. Masyarakat tidak mau dibujuk sebelum mereka benar-benar meyakininya
  5. Keinginan masyarakat tidak sama tergantung tata nilai yang berlaku di daerah tersebut.
  6. Partisipasi didalam penyuluhan berbeda tergantung pada umur , pendidikan, pengetahuan, sikap, minat, kebutuhan, ekonomi, sosial dan kemampuan fisik,
  7. Partisipasi masyarakat dalam penyuluhan perikanan tergantung pada aktivitas sehari-hari.
  8. Kegiatan penyuluhan perikanan harus erat hubungannya dengan kebutuhan yang ada pada saat itu (mendesak)
  9. Pengetahuan yang diajarkan harus setaraf dengan pengertahuan sasaran/petani
  10. Isi pesan harus mencapai pikiran melalui perasaan yang diterima melalui indra
  11. Pelajaran harus sesuai dengan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial sasaran
  12. Belajar meruapakan proses yang bertahap, sehingga pelajaran harus diberikan secara bertingkat.
  13. Antara teori dan praktek harus saling berkaitan. Biasanya petani tidak senang pada sesuatu yang teoritis, tetapi mereka lebih senang terhadap sesuatu yang bersifat praktis
D.     Efektifitas Pengalaman Belajar
Tahapan-tahapan yang perlu diambil oleh seorang pelajar/sasaran mendapat pengalaman belajar secara efektif yaitu :
  1. Analisa terhadap tujuan serta susunan pengalaman belajar yang mungkin digunakan. Hal ini ditentukan oleh jenis bahan serta isinya, ditentukan pula oleh kegiatan pula oleh kegiatan yang ditunjukkan oleh sasaran.
  2. Meninjau kembali daftar pengalaman  yang tepat antara lain :
a.       Apakah sasaran dapat melakukannya
b.      Apakah berhubungan dengan tujuan
c.       Apakah kerumitannya sesuai dengan kemampuan sasaran
d.      Apakah pengalaman belajar ini menyenangkan sasaran.

Untuk memperoleh pengalaman belajar yang efektif, juga perlu diperhatikan situasi belajar. Efektifitas dari situasi belajar ditentukan oleh 5 unsur pokok yaitu :
  1. Adanya pengajaran efektif
  2. Adanya kegiatan dan kebutuhan pelajar/sasaran untuk belajar
  3. Isi bahan pengajaran yang berguna bagi sasaran
  4. Adanya bahan perlengkapan yang cukup
  5. Lingkungan fisik yang memadai
  6. Dari uraian di atas diperoleh suatu pengertian bahwa proses belajar-mengajar dalam kegiatan penyuluhan perikanan dapat terjadi setiap waktu, dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mempertinggi efisiensinya proses belajar-mengajar ini harus dilaksanakan secara sengaja, dengan sadar dan terorganisasi dengan baik.
  7. Pada dasarnya usaha pendidikan ialah mengusahakan terciptanya suatu situasi yang memungkinkan berlangsungnya proses belar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar