BAB II
TAKSONOMI
|
Setelah
mengikuti perkuliahan, menyelesaikan tugas dan melaksanakan latihan, diharapkan
mahasiswa mampu:
1.
Menentukan konsep dasar dan
fungsi taksonomi
2.
Menentukan sejarah sistematika
3.
Menggunakan sistimatika pisces
dalam penulisan klasifikasi
4.
Menerapkan pembuatan speciment
dan perawatannya
|
Tingkat keberhasilan mahasiswa dalam menguasai bab ini dapat diukur
dari kemampuan mahasiswa dalam:
- Mendefinisikan tentang taksonomi
- Menjelaskan fungsi taksonomi
- Menjelaskan sejarah sistematika
- Menjelaskan sistimatika pisces dalam penulisan klasifikasi
- Mendemontrasikan cara pembuatan speciment
- Menjelaskan cara merawat speciment
|
Agustini, M., Wirawan, I., Suyanto, Hayati, N.,
Sumaryan. 1993. Taksonomi Identifikasi ikan. Univ. Dr. Soetomo. Surabaya
Effendi, I. 1992. Metoda Biologi Perikanan.
Yayasan Agromedia. Bogor.
Saanin,H. 1971. Taksonomi dan kunci identifikasi
ikan I. Cetakan ke-2. Bina Cipta. Jakarta
|
Taksonomi disusun dengan memakai landasan berbagai
cabang ilmu pengetahuan, misalnya : Morfologi, Fisiologi, Genatika, Ekologi.
Karena itu ilmu pengetetahuan pada prinsipnya hidup dan berkembang terus, maka
keuntungan serta kelemahan-kelemahan taksonomi sangat tergantung dari
pengetahuan, teori serta metode yang digunakan. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan yang dipakai makin tinggi pula ketelitian yang dihasilkan.
Taksonomi adalah cara atau penyusunan tentang kalisifikasi sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan. Dalam taksonomi karrtagori yang
umum dipergunakan adalah sebanyak 15 kartegori, yaitu : Phylum, sub phylum,
super klass, klass, super ordo, ordo, sub ordo, super famili, famili, sub
famili, genus, sub genus, species, sub species. Akan tetapi untuk penulisan
pada buku laporan praktikum digunakan cukup dituliskan : Phylum, Sub Phylum,
Klass, Sub Klass, Ordo, Sub Ordo, Family, Genus, Species (Agustini, M. et.
al.).
Pada bab ini akan disampaikan tentang pengertian dan fungsi
taksonomi, sejarah perkembangannya, sistematika pisces dan bagaimana cara
membuat speciment serta aturan pengumpulan koleksi speciment.
|
2.1 Pengertian Taksonomi dan Fungsi
Taksonomi atau sistimatika adalah suatu ilmu tentang
klasifikasi dari organisme atau jasad-jasad. Taksonomi berasal dari bahasa
yunani yaitu Taxis dan Nomos
yang berarti susunan atau pengaturan hukum. Jelasnya taksonomi adalah
cara atau penyusunan tentang klasifikasi sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan Agustini, A. et al. (1993). Semula istilah taksonomi hanya
digunakan untuk klasifikasi tumbuh-tumbuhan, namun sekarang kedua istilah
tersebut digunakan berganti bentuk untuk tumbuh-tumbuhan maupun binatang.
Klasifikasi merupakan segala ilmu pengetahuan mengenai alam hayati
kemudian mengadakan inventarisasi selengkap-lengkapnya serta mencatat
fonomena-fonomena kemudian hasilnya disusun secara berurutan dan beraturan.
Semua materi yang terkumpul harus dideskripsi, dideterminasi kemudian ditentukan namanya serta disusun
klasifikasinya.
2.2
Sejarah Perkembangan
Sistematika/Taksonomi
Sejarah taksonomi dapat dibagi dalam beberapa periode yang hampir
serasi dengan pembagian tingkat taksonomi, yaitu (1) Sistematika Lama,
ditandai oleh posisi yang memusat dari spesies yang secara tipologis
ditetapkan, secara morfologis ditentukan dan bersifat non dimensional, (2) Sistematika
baru, definisi spesies bersifat morfologis diganti dengan definisi bersifat
biologis dengan mengikut sertakan pula faktor ekologis, geografis, genetis, dan
lain-lain
Periode I:
Memberikan ciri dimana flora/fauna setempat diamati dan dipelajari
pada abad sebelum Masehi oleh Aris Toteles. Merupakan periode dimana fauna
setempat diamati dan dipelajari. Suku bangsa yang amat primitif merupakan
pengenal alam yang sangat baik dan memberikan nama spesifik kepada makhluk
hidup (pohon, bunga, mamalia, burung, ikan, dll).
Periode II:
Perhatian lebih dipusatkan pada penelaahan evolusi dari
katagori-katagori yang lebih tinggi dan mencari penyambung yang hilang (Missing
Lids). Periode ini juga dikenal sebagai periode eksplorasi yaitu penggalian
ilmu pengetahuan melalui ekspedisi dan pengumpulan suatu jumlah sangat besar
dari contoh-contoh bianatang dari segala pelosok dunia sehingga tersusun
monografi tentang genus dan familia. Kegiatan ini mencapai
puncaknya pada pertengahan abad ke-19.
Pada periode III:
Pada periode ini orang-orang melakukan ekpedisi untuk mengumpulkan
berbagai jenis biota sehingga memungkinkan tersusunnya monografi mulai genus
sampai species. Pada periode ini lebih banyak menenkankan tengan evolusi yang
terjadi pada spesies. Hasil penelitian yang utama adalah Spesies tidak tetap
dan uniform (satu bentuk), tetapi bersifat politype dan terdiri dari
bermacam-macam subspesies dan populasi lokal (Saanin, H. 1971).
Tokoh dan Ilmuan
Lamarck à korelasi yang erat antara variasi spesies dan lingkungan
Mandel à Sebaliknya, bahwa lingkungan tidak mempunyai peranan yang berarti.
Peranan mutasi besar-besaran membentuk spesies baru.
2.3.
Sistematika Pisces
Species ini pertama kali digunakan oleh J. RAY (1686)
dan kemudian dikembangkan oleh LINAEUS. Species menurut SAANIN (1971) adalah
kelompok dari populasi alamiah yang secara aktual atau potensial melakukan
perbaikan antar populasi dan secara reproduktif terisolasi dengan kelompok
lain. Bila populasi tersebut mempunyai perbedaan yang nyata satu dengan yang lainnya,
dengan catatan perbedaannya tidak secara prinsip. Maka populasi tersebut
dikatagorikan sub. Species. Populasi yang tidak mempunyai sub species disebut
species monotipe, sedangkan yang mempunyai dua atau lebih sub species maka
dinamakan species polytype.
Genus/ Genura
Merupakan suatu kesatuan kolektif taksonomi yang terdiri dari
beberapa species yang mempunyai hubungan erat.
Famili
Pada prinsipnya berdasarkan dari genus dalam pembentukan famili,
jadi merupakan suatu katagori taksonomi yang terdiri dari satu atau beberapa
genus yang secara filogenitis terpisah dari familia-familia lain oleh adanya
peluang yang telah ditentukan.
Ordo, Class, Phylum
Merupakan katagori taksonomi yang lebih tinggi dari familia dan
merupakan katagori kolektif dengan tujuan utama mengelompokkan tidak hanya
species tapi genus, familia, dll.
Contoh: klasifikasi ikan Mas
Cyningdom (Dunia) Animalia
Phylum(filum) Chordata
Classis (Klas)
Pisces
Ordo
(Bangsa) Ostarriophysi
Familia (Suku) Cyprinidae
Genus (Marga) Cyprinus
Species (Jenis) Carpio
Nama ilmiahnya Cyprinus carpio (Internasional)
Nama lokal Ikan Mas
Dalam praktek cukup nama genus, dimulai huruf kapital.
Nama species dimulai huruf kecil. Jika menghormati orang laki-laki
diberi akhiran -i.Contoh Osteochilus hasselti. Dan untuk menghormati
perempuan diberi akhiran
-ae,contoh Plasmodium luphurae, jika sinonim perlu tambahan.
2. 4 Mengumpulkan Contoh dan Merawat Koleksi Speciment
Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai banyak
species ikan, oleh karena itu perlu adanya suatu koleksi ikan yang banyak.
Dengan adanya koleksi atau dokumentasi ikan ini diharapkan dapat meningkatkan
ilmu pengetahuan mengenai ikan termasuk dalam mata kuliah Biologi
Perikanan,Taksonomi, Ikhtiologi, dll.
Menurut Saanin, H. (1971) bahwa tiap-tiap contoh atau
specimen yang dikumpulkan harus diberi etiket. Suatu specimen yang tidak
beretiket tidak berguna bagi seseorang yang mempelajari dan mempergunakan
sistematika baru. Label atau etiket ini begitu pentingnya sehingga kadang kadang
dianggap etiket ini lebih penting dari pada specimennya sendiri. Satu catatan
yang terpenting pada etiket ini ialah keterangan tentang tempat dimana specimen
ini diambil. Hal ini perlu disebabkan oleh karena dua tempat atau daerah yang
berdekatan mungkin mempunyai sifat yang sangat berlainan secara tetap, sihingga
dapat pula menimbulkan perbedaan dalam ciri-ciri dari binatang yang termasuk
kedalam species yang sama. Jika tempat dari mana specimen itu diambil tidak
begitu dikenal, umpamanya tidak tercantum dalam peta topografi, maka letak
tempat itu terdapat sesuatu tempat yang lebih dikenal harus dinyatakan pula,
Umpamanya “Tajur, 7 km selatan Bogor” (Saanin, 1971). Demikian pula penambahan
nama kabupaten sangat berguna.
Jika specimen itu diperoleh dipegunungan, amat berguna
pula jika dicantumkan pula ketinggiannya dari permukaanair laut. Sedapat
mungkin label atau etiket diisi di tempat mengumpulkan specimen itu sendiri
dengan tinta yang tahan air, sedang etiketnya pun tahan air pula. Untuk koleksi
kecil di Indonesia pada umumnya dipergunakan etiket yang memuat keterangan
sebagai berikut :
Propinsi
Pulau
Perairan (tepat)
Nama Ikan (nama daerah)
Nama ilmiah (nama latin)
Yang mengumpulkan
Tanggal
Warna ikan
Klasifikasi
Mengawetkan specimen
Bahan pengawet yang biasa digunakan adalah formalin 4 % . Untuk ikan
yang lebih besar dipergunakan konsentrasi yang lebih tinggi misalnya 5 %, dan
untuk ikan yang lebih kecil dipergunakan konsentrasi lebih kecil, misalnya 2,5
% - 3 % (Saanin, H.1971)
Ikan yang lebih besar, panjangnya lebih dari 50 cm sebelum diawetkan
formalin, terlebih dahulu sisi perut sebelah kanan dituris dengan pisau agar
bahan pengawet lebih mudah masuk ke rongga perut. Penyampuran formalin dengan
borak akan mencegah mengerisutnya ikan oleh formalin.Pengawetan dengan formalin
cukup satu minggu. Untuk menyimpan selanjutnya, formalin harus dikeluarkan lagi
dengan merendamnya dengan air biasa yang sering diganti selama dua hari,
selanjutnya ikan disimpan dalam etyl-alkohol 70 %. Hal senada juga disampaikan
oleh Effendi, I (1992), yaitu bahan pengawet yang baik adalah formalin 10 %
atau alkohol 95 %, 70 %, atau 50 %. Sebelum alkohol digunakan, biasanya ikan
diawetkan dulu dengan formalin selama beberapa hari, kemudian dicuci dengan air
terus direndam selama 24 jam baru ditaruh dalam alkohol.
Menurut Saanin, H. (1971) agar warna asli ikan tidak berubah karena
formalin, dipakai cara pengawetan sebagai berikut :
a. Ikan direndam dalam spirtus selama satu hari.
b. Sesudah itu ikan dipindahkan kedalam larutan yang terdiri dari :
-
100 gr garam dapur murni
-
5 gr garam glauber
-
50 gr glycerin
-
1 ltr air suling
c. Setelah ikan dimasukkan
dalamlarutan b, maka tambahkan 10 – 15 tetes larutan kamferspiritus dan
tempatnya ditutup rapat, sehingga udara tidak dapat masuk.
|
1.
Taksonomi adalah cara atau
penyusunan tentang klasifikasi sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan.
2.
Klasifikasi merupakan segala
ilmu pengetahuan mengenai alam hayati kemudian mengadakan inventarisasi
selengkap-lengkapnya serta mencatat fonomena-fonomena kemudian hasilnya disusun
secara berurutan dan beraturan. Semua materi yang terkumpul harus dideskripsi,
dideterminasi kemudian ditentukan
namanya serta disusun klasifikasinya.
3.
Sejarah taksonomi dapat dibagi
dalam beberapa periode yang hampir serasi dengan pembagian tingkat taksonomi,
yaitu :
Periode I :
Memberikan ciri dimana flora/fauna setempat diamati dan
dipelajari. Pada abad
sebelum Masehi oleh Aris Toteles.
Periode II:
Perhatian lebih dipusatkan pada penelaahan evolusi dari
katagori-katagori yang lebih tinggi dan mencari penyambung yang hilang (Missing
Lids).
Periode III:
Pada periode ini orang-orang melakukan ekpedisi untuk
mengumpulkan berbagai jenis biota sehingga memungkinkan tersusunnya monografi
mulai genus sampai species.
4.
Dalam praktek cukup nama genus,
dimulai huruf kapital. Nama spicies dimulai huruf kecil. Jika
menghormati orang laki-laki diberi akhiran –i (Contoh Osteochilus hasselti).
Jika menghormati orang perempuan diberi akhiran – ae, (Contoh Plasmodium
luphurae) .
5.
Dengan adanya koleksi atau
dokumentasi ikan ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai
ikan termasuk dalam mata kuliah Biologi Perikanan,Taksonomi, Ikhtiologi, dll.
|
Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling benar !
1. Ilmu tentang klasifikasi dari organisme atau jasad-jasad sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan dinamakan
a.
Biologi Perikanan d. Klasifikasi
b.
Ikhtiologi e. Dinamika
populasi
c.
Taksonomi
2. Merupakan suatu kesatuan kolektif taksonomi yang terdiri dari
beberapa species yang mempunyai hubungan erat.
a.
Species d. Ordo
b.
Genus e. Klass
c.
Famili
3. Populasi yang mempunyai dua atau lebih sub species maka dinamakan
species
a.
Tunggal d. Polytype
b.
Monotype e. Homotype
c.
Heterotype
4. Species ini pertama kali digunakan oleh J. RAY (1686) dan
kemudian dikembangkan oleh
a.
Linaeus d. Mandel
b.
Aristoteles e. Hasellty
c.
Lamarck
5. Periode dimana perhatian lebih dipusatkan pada penelaahan evolusi
dari katagori-katagori yang lebih tinggi dan mencari penyambung yang hilang (Missing
Lids) terjadi pada ……
a.
Periode I d. Sistematika
lama
b.
Periode II e. Sistematika
baru
c.
Periode III
Lengkapi pernyataan dibawah ini dengan menuliskan huruf dari
kumpulan jawaban pada kolom kanan yang Anda anggap paling benar !
1
|
Ilmu pengetahuan mengenai alam hayati kemudian mengadakan
inventarisasi selengkap-lengkapnya serta mencatat fonomena-fonomena kemudian
hasilnya disusun secara berurutan dan beraturan
|
a.
Periode I
b.
Sistematika Baru
c.
Sistematika Lama
d.
Periode III
e.
Klasifikasi
f.
Taksonomi
g.
Monotype
h.
Polytype
i.
Heterotype
|
2
|
Sejarah taksonomi yang ditandai oleh posisi yang memusat dari
spesies yang secara tipologis ditetapkan, secara morfologis ditentukan dan
bersifat non dimensional
|
|
3
|
Sejarah taksonomi yang mempunyai definisi spesies bersifat
morfologis diganti dengan definisi bersifat biologis dengan mengikut sertakan
pula faktor ekologis, geografis, genetis, dan lain-lain
|
|
4
|
Periode dimana orang-orang melakukan ekpedisi untuk mengumpulkan
berbagai jenis biota sehingga memungkinkan tersusunnya monografi mulai genus
sampai species.
|
|
5
|
Populasi yang tidak mempunyai sub species disebut species …….
|
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar !
1.
Apa yang saudara ketahui
tentang taksonomi tujuannya?
2.
Tolong jelaskan apa divinisi
dari klasifikasi ?
3.
Bagaimana sejarah perkembangan
sistematika/taksonomi ?
4.
Apa yang saudara ketahui
tentang species dan bagaimana cara penulisan sistematika pisces ?
Kerjakan Tugas Berikut !
Buatlah specimen ikan/udang sesuai dengan teori yang telah
disampaikan, dilengkapi dengan etiketnya !